Minggu, 24 November 2024

Kemenkes: Belum Terkendalinya Penyakit Kronis, Faktor Harapan Hidup Sehat Masih Rendah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi tangan pasien sedang di infus. Foto: Alodokter

Badan Pusat Statistik mencatat peningkatan angka harapan hidup (AHH) di Indonesia mengalami tren peningkatan pada tahun 2021, dengan rata-rata umur penduduk mencapai 73,5 tahun.

Dikutip dari bps.go.id, angka tersebut naik 0,1 poin dari tahun sebelumnya yang selama 73,4 tahun. Sementara jika dibandingkan dengan lima tahun lalu, kenaikan AHH penduduk Indonesia sebesar 0,6 poin dari 72,9 tahun pada 2017.

Namun, meski AHH penduduk indonesia megalami kenaikan selama lima tahun terakhir, angka harapan hidup sehat pada tahun 2019 justru terbilang rendah dengan rata-rata berada di angka 63 tahun. Padahal, di tahun yang sama data dari BPS menyebut jika AHH rata-rata ada di angka 71,20 tahun.

Siti Nadyah Tarmizi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dalam Program Wawasan Radio Suara Surabaya, Kamis (25/8/2022) mengatakan, beberapa faktor yang membuat angka harapan hidup sehat jadi rendah adalah permasalahan penyakit kronis yang belum sepenuhnya bisa teratasi.

“Pada tahun 2019, di Indonesia penyebab kematian dan kecacatan justru kebanyakan dari penyakit kronis yang tidak menular seperti darah tinggi, kolestrol, diabet, bahkan kanker. Inilah kenapa angka harapan hidup sehat tidak setinggi harapan hidup,” jelasnya.

Selain itu, kata Nadyah, penyakit seperti hipertensi, kolestrol dan diabet juga bisa menjadi pemicu munculnya penyakit lain kalau tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Hal tersebut, pastinya semakin mempengaruhi presentase harapan hidup sehat.

“Hipertensi atau kolestrol kalo tidak dijaga bisa jadi stroke. Diabet juga, kalo selalu tinggi dan tidak segera ditangani biasanya biasanya akan menyebabkan gagal ginjal yang berakhir dengan cuci darah,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut dia, penyakit tidak menular tersebut justru bisa mulai menyerang di usia yang terbilang masih produktif, yakni umur 40 tahun keatas.

Siti Nadyah menjelaskan, untuk menekan rendahnya angka harapan hidup akibat beberapa penyakit tersebut, Kemenkes saat ini sedang sedang gencar melaksanakan berbagai program. Pertama, melakukan screening potensi penyakit tidak menular, maupun yang menular agar cepat tertangani. Kedua, vaksinasi untuk segala jenis penyakit, contohnya seperti Kanker Serviks dengan vaksin HPV.

“Adapula yang terakhir program gerakan masyarakan sehat (Germas) kita maksimalkan. Khusus untuk Germas, kita juga koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan Dinas Perhubungan setempat agar bisa mebiasakan masyarakat hidup sehat. Contohnya sering mengadakan CFD dan fasilitas olahraga diperbanyak. Kemudian kalau membangun halte bus, ada jaraknya dengan fasilitas umum, agar membiasakan masyarakat untuk jalan kaki,” ujarnya.

Di sektor perkantoran dan pendidikan pun, Nadyah berpesan agar sering-sering mengadakan senam pada pagi hari sebelum memulai aktivitas.

Lebih lanjut, kata dia, terkait angka harapan hidup (AHH) Indonesia yang terus mengalami tren kenaikan dalam lima tahun terakhir, banyak dipengaruhi kesuksesan untuk menekan penyakit menular, seperti polio, campak dan lain sebagainya. Meski demikian, dia meminta masyarakat tidak berpuas diri.

“Rata-rata usia 70 tahunan di Indonesia itu masih terbilang rendah dari negara lain, yang bisa mencapai rata-rata 80 tahun. Untuk itu program Germas harus selalu digencarkan,” ujarnya. (bil/rst)

Berita Terkait

Kegemukan Pangkas Harapan Hidup Sampai 8 Tahun


Surabaya
Minggu, 24 November 2024
31o
Kurs